PENDEKATAN BELAJAR EXPERIENTAL LEARNING DAN MULTIPLE INTELLIGENCE
Thursday, February 21, 2019
Edit
Pendekatan Belajar Berdasarkan Pengalaman (Experiental Learning)
Menurut Keeton and Tate (2007) pendekatan experiential learning mengacu pada proses pembelajaran di mana anak secara berinteraksi secara langsung dengan realitas yang dipelajarinya. Dengan demikian, jika anak diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku yang diinginkan maka anak itu harus difasilitasi untuk melakukan atau mengalami secara langsung Bagaimana realitas atau objek yang dipelajarinya.
Proses belajar melalui pengalaman dapat dijelaskan sebagai suatu siklus yang terdiri dari empat kegiatan yaitu
- anak mengalami pengalaman konkret;
- anak melakukan observasi dan refleksi terhadap pengalaman;
- anak membentuk konsep abstrak dan generalisasi;
- anak melakukan eksperimentasi atau pengujian konsep dalam situasi baru.
Pendekatan pembelajaran kecerdasan jamak (multiple intelligence)
- Konsep dasar multiple intellegence
Gardner (Amstrong 1994) menyatakan kemampuan manusia dibagi kedalam 7 kategori kecerdasan yang lebih komprehensif, yaitu
- Kecerdasan bahasa adalah kapasitas menggunakan kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tulisan.
- Kecerdasan matematika logika adalah kapasitas menggunakan angka secara efektif.
- Kecerdasan pemahaman ruang yaitu kemampuan mengamati ruang dan visual secara akurat serta melakukan transformasi terhadap persepsi.
- Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan menggunakan anggota tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan menggunakan tangan untuk mentransformasikan sesuatu.
- Kecerdasan musikal yaitu kapasitas untuk merasakan, membedakan, mentransformasikan dan mengekspresikan suatu bentuk musik.
- Kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan membedakan suasana hati, motivasi dan perasaan orang lain.
- Kecerdasan intrapersonal adalah pengetahuan tentang diri dan bertindak secara aktif atas dasar pengetahuan.
Hal yang paling penting tentang pendekatan multiple intelegensi adalah
- Setiap individu memiliki 7 kecerdasan yang bersifat unit;
- Individu mengembangkan masing-masing intelegensinya sesuai dengan tingkat perkembangan;
- Masing-masing kecerdasan saling memiliki keterkaitan menjadi sistem yang kompleks;
- Terdapat beragam cara untuk menjadi intelijen dalam setiap kategori kecerdasan.
- Pendekatan multiple intelegent dan pembelajaran
Ada 7 cara yang harus ditempuh dalam mengembangkan kurikulum yang berbasis pendekatan multiple intelligence, yaitu sebagai berikut
- Fokuskan topik atau tujuan khusus;
- Munculkan pertanyaan multiple intelegent;
- Pertimbangkan segala kemungkinan;
- Ada curah pendapat;
- Pilih aktivitas yang cocok;
- Kembangkan urutan tindakan;
- Implementasikan rencana yang telah dibuat.
- Strategi Pembelajaran
Berikut ini beberapa strategi pembelajaran berdasarkan kecerdasan jamak yaitu:
- Strategi pembelajaran untuk kecerdasan bahasa. (a) cerita secara tradisional; (b) curah pendapat; (c) mendengarkan kembali rekaman perkataan sendiri; (d) menulis jurnal; (e) publikasi.
- Strategi pembelajaran untuk kecerdasan matematika dan logika. (a) kalkulasi dan kuantifikasi; (b) klasifikasi dan kategorisasi; (c) pertanyaan sokratik; (d) heuristik; (e) berfikir sains.
- Strategi pembelajaran untuk kecerdasan pemahaman ruang kecerdasan. (a) visualisasi; (b) isyarat warna; (c) gambar metafora; (d) sketsa ide; (e) simbol grafis.
- Strategi pembelajaran untuk kecerdasan kinestetik. (a) jawaban tubuh; (b) teater kelas; (c) konsep kinestetik; (d) pengalaman sendiri; (e) peta badan.
- Strategi pembelajaran atau kecerdasan musikal. (a) Irama, lagu, nyanyian, ketukan; (b) diskografis; (c) musik supermemori; (d) konsep musik; (e) musik suasana hati.
- Strategi pembelajaran untuk kecerdasan interpersonal. (a) berbagi dengan rekan sebaya; (b) patung; (c) kelompok kooperatif; (d) permainan.
- Strategi pembelajaran untuk kecerdasan intrapersonal. (a) refleksi satu menit; (b) koneksi personal; (c) simulasi; (d) waktu memilih; (e) momen perasaan dan nada.
- Multiple intellegence dan manajemen kelas
Untuk menarik perhatian anak gunakan:
- Strategi bahasa: menulis kata diam di papan tulis;
- Strategi musikal: bertepuk tangan dengan irama dan kemudian diikuti anak;
- Strategi kinestetik: meletakkan jari dibibir;
- Strategi pemahaman ruang: menyajikan gambar kelas yang penuh perhatian;
- Strategi matematika: menggunakan stopwatch untuk menghitung waktu yang digunakan anak untuk memusatkan perhatian;
- Strategi interpersonal: membisikan ke telinga anak "saatnya mulai" kemudian pesan bersantai kepada anak lain;
- Strategi intrapersonal: mulai mengajar dan biarkan anak menyesuaikan sendiri perilakunya.
Untuk mengomunikasikan aturan dapat menggunakan
- Komunikasi bahasa: aturan yang telah ditulis ditempel di kelas.;
- Komunikasi matematika logika: aturan diberi nomor dan ditulis "Anda melanggar aturan nomor.... ";
- Komunikasi pemahaman ruang: aturan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ditulis dengan simbol grafis;
- Komunikasi kinestetik: setiap aturan memiliki bahasa tubuh khusus dan anak mengikuti setiap bahasa tubuh berbeda;
- Komunikasi musikal: aturan dirancang menjadi 1 lagu atau Setiap aturan terkait dengan lagu tertentu;
- Komunikasi interpersonal: setiap kelompok ditentukan Orang yang bertanggung jawab dalam menafsirkan, mengetahui dan memperkuat aturan;
- Komunikasi intrapersonal: anak diberi kebebasan untuk menciptakan aturan pada saat awal sekolah dan cara mengomunikasikan nya.
Untuk membentuk kelompok dapat menggunakan beberapa strategi yaitu
- Strategi bahasa: pikirkan huruf vokal pada awal nama masing-masing, kemudian keliling ruang dan temukan 3 sampai 4 orang yang sama vokalnya;
- Strategi matematika logika: saat diberi tanda Saya ingin kalian mengangkat antara 1 dan 5 jari dengan 3 atau 4 orang yang mengangkat jari yang merupakan kombinasi total 15;
- Strategi pemahaman ruang: cari 3 atau 4 orang yang memiliki warna pakaian sama dengan anda;
- Strategi kinestetik: mulai melompat dengan satu kaki..... sekarang cari 3/4 orang yang melompat dengan kaki yang sama;
- Srategi musikal: lagu apa yang kamu ingat catat di papan tulis, bisikkan dan kemudian menyanyikan lagu tersebut dan sebutkan penyanyi atau artis yang menyanyikan lagu tersebut.
Untuk manajemen perilaku individual dapat menggunakan beberapa metode
- Metode disiplin dengan bahasa: berbicara dengan anak, memberikan buku yang memuat masalah, membantu anak mengendalikan diri, bercerita tentang hal yang berkaitan disiplin;
- Metode matematika logika: menggunakan pendekatan logika konsekuensi, menunjukkan jumlah dan bagan pelanggaran perilaku dan perilaku positif;
- Metode pemahaman ruang: memberikan anak gambar atau visualisasi perilaku yang tepat menggunakan metafora, menunjukkan film tentang model perilaku yang baik;
- Metode kinestetik: bermain peran tentang perilaku yang tepat dan tidak tepat, mengajarkan anak menggunakan isyarat tubuh mengatasi situasi stres;
- Metode musik: mencari musik yang sesuai dengan masalah yang dihadapi anak, memberikan musik yang dapat merefleksikan perilaku yang tepat, mengajari anak memainkan lagu favorit dalam pikiran ketika mereka kehilangan kendali;
- Metode interpersonal: konseling rekan sebaya, menyesuaikan anak dengan peran, memberikan kesempatan kepada anak untuk mengasuh anak kecil, memberikan kesempatan anak untuk memamerkan energinya;
- Metode intrapersonal: konseling individual kontrak perilaku, memberikan kesempatan kepada anak, untuk melakukan kegiatan yang paling menarik minat, memberikan aktivitas untuk meningkatkan harga diri.
Baca juga : Proses belajar Anak di jenjang SD